Follow Us @farahzu

Monday, October 26, 2009

Untukku

1:26 PM 11 Comments
Rating:★★★★★
Category:Music
Genre: Pop
Artist:Chrisye
Kemana langkahku pergi, slalu ada bayangmu
Kuyakin makna nurani, kau tak ‘kan pernah terganti
Saat lautan kau seberangi, janganlah ragu bersauh
Kupercaya hati kecilku, kau tak kan berpaling

Walau ke ujung dunia pastinya 'kan kunanti
Meski ke tujuh samudera pasti ku kan menunggu

Karena kuyakin
Kau hanya untukku

Pandanglah bintang berpijar, kau tak pernah tersembunyi
Dimana engkau berada, di sana cintaku


**semalam mendengarkan lagu ini, tiba-tiba menemukan 'aha'.. ternyata dalam lagu ini terdapat pemaknaan yang dalam mengenai takdir.. dalam sekali...

Tuesday, October 20, 2009

Kalau Allah Sudah Berkehendak, Apapun Bisa Terjadi

2:25 PM 17 Comments
Suatu pagi di kolam renang waktu khusus wanita. Beberapa perempuan tua –berusia sekitar 60 tahunan lebih— masih lincah berenang dan, sangat jago. Sebenarnya kemahiran nenek-nenek berenang inilah yang dulu memotivasiku untuk segera bisa berenang. “Nenek-nenek aja bisa, masa aku yang masih muda ga bisa?!” Ternyata mereka memang atlet renang semasa mudanya. Wew..
Seorang nenek –aku ingat sekali baju renangnya warna biru muda—sedang mengajari seorang wanita muda menyelam, kemampuan dasar diving. Suatu saat mereka berdua beristirahat di pinggir kolam yang dalamnya 2,2 meter. Mereka, berdua saja. Tiba-tiba kami semua dikejutkan dengan teriakan panik wanita muda itu, “Eh, ibu, ibunya tenggelam!!” Spontan kami langsung berlarian ke arahnya dan berusaha mengangkat perempuan tua itu ke tepi. Ia pingsan, di dalam air.
Panik, semua orang memberi perintah. Telah dicoba membalik badannya agar air yang terminum keluar. Memberinya napas buatan. Menekan-nekan dadanya untuk mengeluarkan air sekaligus memicu detak jantungnya. Menekan keras-keras ibu jari kakinya agar ia tersadar. Alhamdulillah, ia bernapas kembali. Setelah menyumpalkan sendok diantara gigi atas dan bawahnya, dengan cepat beliau digotong keluar menuju klinik terdekat, dengan sebuah mobil.
Hampir semua kami yang tidak ikut mengantar ke klinik terdiam di pinggir kolam, berusaha mengatur napas yang memburu, mengendalikan shock dan kelebatan pikiran masing-masing.. wanita muda yang sempat diajarinya menyelam pun menangis. Jelas saja. Ia masih sempat mengira nenek itu sedang menyelam biasa, tapi kenapa lama sekali tidak muncul-muncul ke permukaan.. Dan kenapa tubuhnya terlihat kaku ketika “menyelam” itu.. Singkat cerita, ketika kami sedang beres-beres usai berenang, seorang ibu memberitakan bahwa nenek tadi akhirnya “lewat”. Lewat, begitu saja ketika tiba di klinik.
Enam puluh tiga tahun usianya. Diperkirakan ia terkena serangan stroke yang kedua kalinya saat tenggelam itu. Beberapa menit sebelum kejadian itu, teman saya bercerita tentang kakak kelasnya dulu yang berniat mengukur kedalaman air dengan menyelam hingga kakinya menyentuh dasar kolam. Dan, sama, tak kunjung kembali ke permukaan, serangan jantung. Meninggal.
Innalillaahi wa inna ilaihi raaji’uun..

Hummm.. kalau Allah sudah berkehendak, apapun bisa terjadi. Jadi teringat cerita seorang teman ketika ia menjelaskan tentang takdir.

Suatu ketika di zaman Nabi Sulaiman as.
Saat itu sang nabi sedang menggelar majelis yang dihadiri oleh makhluk-makhluk yang dengan izin Allah mampu ia tundukkan. Ada sang nabi, hewan-hewan, jin-jin, manusia, dan di majelis itu ada juga malaikat Izrail yang sedang menyamar dalam bentuk manusia. Seorang manusia di dalam majelis itu ketakutan karena ia terus-menerus dipelototi oleh seseorang yang sebenarnya adalah malaikat pencabut nyawa yang sedang menyamar itu, Izrail.
Ia bertanya kepada Nabi Sulaiman as, “Ya Nabi, kenapa orang itu terus-menerus memelototi saya?” Nabi menjawab, “Dia adalah malaikat Izrail yang ditugaskan Allah untuk mencabut nyawamu”. Orang itu makin ketakutan, lalu memohon kepada Nabi Sulaiman as agar meniupkan angin yang beliau mampu tundukkan, untuk melemparkannya ke negeri yang sangat jauh, katakanlah, Indonesia. Dan permintaannya dikabulkan oleh sang nabi.
Sebenarnya, ketika malaikat Izrail melototi manusia tersebut, ia sedang bingung. Dari Rabb-nya, ia diperintah untuk mencabut nyawa orang tersebut 5 menit lagi, di –katakanlah—Indonesia. Tapi saat itu orang tersebut masih berada sangat jauh dari Indonesia, di jazirah Arab. Ia kebingungan bagaimana caranya ia mencabut nyawa orang tersebut 5 menit lagi di Indonesia, tempat yang sangat jauh dengan tempat mereka saat itu.
Dan nyatalah, Allah-lah Yang Maha Berkehendak…
Bekasi, 18 Oktober 2009

Wednesday, October 7, 2009

maissy.mp4

4:34 PM 3 Comments



waktu kecil aku ga suka banget sama gayanya maissy. "kecentilan", kataku dulu. mungkin merasa tersaingi kali yaa.. soalnya kalo sekarang lihat gayanya waktu kecil dulu, lucu dan ngegemesin banget ternyata. =D

indonesiaku.mp4

4:29 PM 0 Comments



meskipun yang nyanyi orang keturunan, lagu ini menumbuhkan kebanggaan dan kecintaan anak-anak pada negerinya.

kukukuku.mp4

4:28 PM 0 Comments



yang ini.. anak-anak diajari untuk mengenal salah satu anggota tubuhnya.. menemukan bahwa Allah Maha Adil.. yang kanan dikasih 5, yang kiri juga 5

susaaaaan.mp4

4:22 PM 4 Comments



sejak kecil, anak diajarkan untuk bercita-cita. meski belum melalui pemikiran yang panjang dan berbagai pertimbangan, cita-cita mengajarkan anak untuk mulai berpikir besar, berpikir bahwa kelak mereka harus bermanfaat bagi semesta

kampuang.mp4

4:15 PM 0 Comments



Masih tentang keprihatinan pada anak-anak masa kini yang tidak punya lagu-lagu untuk usianya.

lagu ini, nilai plusnya juga, mengenalkan anak-anak pada salah satu kekayaan budaya bangsa kita

kodok.mp4

4:08 PM 0 Comments



sebagai bentuk keprihatinan pada anak-anak Indonesia masa kini yang tidak punya lagu-lagu untuk usia mereka

dulu, zaman saya kecil, banyak sekali lagu anak yang dapat dengan mudahnya saya nikmati dan saya pahami. sederhana saja. tapi begitulah anak-anak. sederhana. sekarang, anak balita pun menyanyikan lagu cinta. ckckck...

Friday, October 2, 2009

Ternyata Semua Hanya Butuh Tekad

12:01 PM 19 Comments
Ya, ternyata semua hanya butuh tekad. Apapun. Tentang hal-hal besar yang kita pikir sulit dan sangat kompleks untuk diwujudkan, tentang kemampuan dan keahlian apapun yang ingin kita kuasai, dan tentang apapun yang ingin kita lakukan. Kunci terpentingnya adalah tekad.
Tekad mendorong semua hal yang menjadi faktor keberhasilan sesuatu menjadi bekerja dengan optimal, bahkan maksimal. Kompetensi mungkin dibutuhkan, bakat juga penting, ilmu itu fundamental, usaha apalagi. Tapi tekad yang mendorong kita untuk mencari, mempelajari, dan melakukan. Tanpa tekad (kemauan) yang kuat, maka ilmu, bakat, dan kompetensi yang bahkan sudah ada pun menjadi tidak berguna. Apatah lagi untuk menggerakkan jiwa dan raga untuk ihtiar berusaha.
Dalam tulisan sebelumnya kita membahas masalah kepantasan. Bahwa keberhasilan kita ditentukan oleh pantas-tidaknya kita untuk berhasil. Dan tekadlah yang membuat seseorang berusaha keras untuk pantas menjadi seperti yang diinginkannya.
Tekad membuat kita serius berpikir, sehingga yang kita inginkan terngiang-ngiang senantiasa dalam pikiran. Terucap berkali-kali lewat kata. Dan semuanya menjadi doa (kata-kata orang muslim itu doa kan?). Selanjutnya tekad membuat kita serius untuk berusaha. Bekerja keras. Bersabar. Dan sungguh-sungguh mendekat pada Yang Maha Berkehendak, berdoa lagi. Itu namanya tawakkal.
“Jika Allah menolong kamu, maka tidak ada yang dapat mengalahkanmu, tetapi jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapa yang dapat menolongmu setelah itu? Karena itu, hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal” (QS:3:160)
Keyakinan kepada Allah dan tawakkal yang bermula dari tekad itulah yang menghilangkan rasa takut terhadap apapun. Takut akan cobaan yang menerpa. Takut karena pernah trauma. Takut gagal. Takut tenggelam. Takut dicibir orang lain. Takut, sejatinya adalah musuh yang luar biasa mematikan bagi keberhasilan apapun. Bisikan setan yang membuat kita lemah, kemudian mundur dan menyerah. Lagi, percaya deh, tekad bisa mengatasinya.
Seseorang tidak akan bisa berenang bila ia tidak mengatasi rasa takut tenggelamnya dengan tekad yang kuat. Bahkan ibuku yang kini sangat pandai memasak apapun mengaku belum bisa memasak ketika awal menikah dulu, hanya ia bertekad untuk bisa. Semua tips dan materi tentang manajemen waktu dan keuangan yang pernah dibahas dalam tulisan sebelumnya juga harus diawali dengan kekuatan tekad untuk berhasil. Lolos seleksi masuk perguruan tinggi negeri ternama, mendapat pekerjaan ideal yang diinginkan, ingin menjadi orang hebat, semua karena tekad. Harus diawali dengan tekad.
Mungkin kita semua sudah sangat hafal dengan cerita Sang Penakluk Konstantinopel, Muhammad Al-Fatih Murad. Ia menjadi panglima yang disebut Rasulullah saw sebagai panglima terbaik, dan pasukannya sebagai pasukan terbaik. Mengawali keberhasilannya dengan tekad kuat yang menyala, berkobar setiap detiknya sejak ia masih kecil, sampai 23 tahun usianya ketika itu. Subhanallah (saya hampir 22, tahun depan ketika 23 tahun saya bisa menaklukkan apa ya?).
Tekadnya menaklukkan Konstantinopel dengan gelar panglima terbaik dari Rasulullah setiap pagi dipupuknya dengan memandang daratan tersebut dari atas bukit sejak ia kecil. Tekad itu pula yang membuatnya senantiasa mendekatkan diri pada Rabbnya, mengusahakan strategi dan mempersiapkan semua hal sebaik-baiknya, hingga pada akhirnya ia dan pasukannya berhasil mendapatkan gelar tersebut.
Teman, Allah itu sesuai prasangka hamba-Nya. Maka berprasangka baiklah selalu pada-Nya. Pupuk dengan tekad yang kuat dan usaha yang terus-menerus untuk membuat-Nya percaya bahwa kita hamba-Nya yang pantas untuk berhasil. Dan Dialah Yang Maha mengabulkan doa (QS:2:186).

Ada yang kau inginkan tapi belum tercapai? Periksa tekad dan tawakkalmu.
Semoga berhasil!!
Faidzaa ‘azamta fatawakkal ‘alallaah (QS:3:159)

entah kenapa aku merasa tulisan ini 'galak'
Di tengah persiapan
Garden Batik Party BEM UI
Depok, 2 Oktober 2009
Sumber
-           Al-Qur’anul Kariim
-          (Cerita tentang Al-Fatih): Jalan Cinta Para Pejuang, Salim A. Fillah