Follow Us @farahzu

Tuesday, November 8, 2011

Lo Harus Tetap Pintar

7:15 AM 14 Comments
Kebanyakan fresh graduate mengeluh, ‘Ish, ngapain gw kuliah capek-capek, mahal-mahal, kalo kerjanya cuma disuruh fotokopi, ngefax, ngetik, ga berkembang banget’, hehe..

Satu setengah tahun sebelum saya lulus saya sudah mendengarnya. Setelah saya lulus saya merasakannya. Setahun setelahnya saya masih mendengar curhatan yang sama dari adik kelas.

Ya. Udah deh, anak baru ga usah banyak nuntut dan sok pinter, mungkin itu yang ada dipikiran para senior di dunia kerja. Itu takdir, kalau anda memilih jadi buruh (bukan pengusaha), terimalah, bersabarlah.

Mungkin 8 sampai 12 bulan pertama kerja masih begitu *meskipun itu terasa lama sekali. Sayapun begitu. Meski belum ada setahun kerja. Hoho.. dan saya juga mengeluh. Alhamdulillah saya punya sahabat yang sangat baik dan telah lebih berpengalaman. Suatu malam ketika saya memulai keluhan di whatsapp, dia sedang membaca buku (ini saja sudah menyindir buat saya, memang lagi males baca). Dia bilang,

‘Seperti apapun kerjaan lo Far, lo harus tetep pinter’

Jgerjgeeerr!! Ini kalimat sakti banget buat titik tolak saya. Walaupun saya juga ga ngerasa pinter sih.

Walaupun pekerjaan yang dihadapi sangat teknis, misalnya, kita bisa membuat sebuah sistem yang mungkin bisa menjadikannya lebih efisien, atau membuat strategi agar pekerjaan yang begitu-begitu saja jadi dinamis dan bisa berkembang. Lalu ajukan ke atasan. Soal ide kita dipakai atau tidak, tak masalah. Paling tidak otak kita tetap tajam. Begitu kata sahabat saya.

Juga, membuktikan bahwa kita memang terlalu bisa kalau hanya untuk sekedar fotokopi *eh. Dan, kita akan siap kapanpun ketajaman nalar kita diperlukan. Jadi ga perlu pemanasan lagi. Apalagi sampai mengalami penurunan kualitas diri karena ilmunya lapuk ga nambah-nambah.

Menurut yang pernah saya pelajari di psikologi faal, jalinan syaraf di otak akan saling menyambung bila kita mempelajari satu hal baru, yang akan mempercepat jalannya informasi. Semakin banyak kita belajar, semakin banyak pula yang tersambung. Itulah mengapa orang yang banyak baca dan belajar akan lebih mampu memberi jalan keluar dari suatu masalah a.k.a lebih pintar.

Sebaliknya, ‘jalur-jalur’ yang telah terbentuk itu, kalau tidak terpakai, mereka akan membusuk (decay). Sama saja dengan hilangnya informasi yang pernah kita kumpulkan. Alias lupa. Kalau semakin banyak yang tidak terpakai, semakin banyak yang membusuk, ujung-ujungnya lebih mudah pikun.

Buat strategi. Pertahankan semangat membaca dan belajar! Cari waktu luang, atau paksa diri meluangkan waktu untuk itu. Karena seringkali yang menghambat kita untuk sukses adalah kemalasan kita sendiri. Ya, seringkali kita perlu memaksa diri.

Makasih banyak soob!! =)

Kaderisasi –Missing Link

7:09 AM 2 Comments
Missing Link

Pertama dengar istilah ini adalah ketika membahas tentang teori asal-usul manusia. Tentang itu ya sudah lah ya, sudah masuk dalam kurikulum, ga usah dibahas.

Ada ‘sesuatu’ yang hilang. Sesuatu yang menghubungkan 2 hal besar atau lebih. Sesuatu yang penting. Yang dapat menjembatani 2 fakta atau lebih. Yang dapat menjelaskan bagaimana atau mengapa ada C padahal awalnya hanya A. Sesuatu banget *eh*

Pada suatu siang pada jam istirahat setelah makan, sambil bawa sikat gigi dan pastanya, saya mencolek adik kelas yang datang untuk sebuah keperluan. Akhirnya kami mengobrol cukup panjang. Tentang ‘zaman’ kami. Zaman menjabat, hehe..

Adik ini bercerita utamanya tentang sebuah program kerja yang telah ada sejak 5 kepengurusan sebelumnya. Alhamdulillaah proker ini bisa dibilang sukses di zaman saya. Sang adik terlibat di zaman saya, setelah saya, dan zamannya sekarang. Di zaman setelah saya, sasaran proker ini diubah.

Dan diikuti oleh zamannya sekarang. Dengan berbagai prahara (lebay) yang dialaminya di zamannya, ia bercerita dan kebingungan. Ternyata proker tersebut mengalami banyak penurunan, menyedihkan. Harusnya kan lebih baik dari tahun ke tahun.

Nah. Kuceritakanlah dari awal sejarahnya kenapa proker itu diadakan 5 tahun yang lalu. Intinya bahwa organisasi yang baik perlu kaderisasi yang baik untuk melanjutkan kiprahnya.

Seolah ada bunyi ‘triiingg!!’ di kepalanya, matanya membulat dan, ‘aha!’. Dia berhasil menemukan missing link-nya. Kenapa dulu bisa begitu dan kenapa sekarang hanya begini. Karena alasan mendasar itu tidak tersampaikan dengan baik pada orang-orang yang meneruskannya.

Maka, saya menyimpulkan beberapa hal. Pertama, kaderisasi itu penting. Agar organisasi tetap bisa berjalan dengan baik meskipun orang-orangnya telah berganti. Kedua, harus ada transfer of knowledge yang memadai dan intensif antara pendahulu dengan penerusnya. Agar organisasi bisa mencapai tujuan jangka panjangnya, tidak melulu memulai dari awal setiap kepengurusan berganti.

Ketiga, penerus harus merasa perlu dan harus lebih proaktif meminta transfer ilmu dan pengalaman dari pendahulunya, karena di pundaknyalah amanah itu sekarang. Poin kedua dan ketiga itu sesuai dengan bahasan Knowledge Management di bukunya Prof. Rhenald Kasali (Myelin, 2010). Bagus banget. Baca deh =)

Baca Juga: Myelin, Mobilisasi Intangibles Menjadi Kekuatan Perubahan

Thursday, November 3, 2011

iseng, pemanasan

11:47 AM 3 Comments
Saya lagi jadi bendahara nih.

Memang lompat banget sih dari jurusan psikologi langsung berurusan dengan uang, uang, kuitansi, laporan keuangan, pajak, standar biaya, rancangan anggaran, sampe bolak-balik nelfonin temannya teman si bendahara kantor pajak, konsultasi dengan teman di bagian keuangan, bank… ah tapi sebelumnya sudah pernah juga sih bantu-bantu di kantor yang lama. Hehe..

But I love my job.

Hihihi, bahkan sampe lembur berhari-hari. Remuk sih badan, tapi senang :)

Setiap malam memang lelaaaaaahh sekali. Tapi setiap pagi berhasil berangkat kantor dengan semangat dan keceriaan baru. Alhamdulillaah…

*ini hanya pemanasan… karena akhir-akhir ini sedang banyak kehilangan ide untuk menulis karena ga langsung nulis. Ah ya! Tuh kan nemu lagi idenya. Alhamdulillaah… **apa deh gw