Follow Us @farahzu

Wednesday, August 7, 2019

Mengaktifkan Mode Siap Kerja


Assalamualaikum Guys!

Pernah ga sih, kalian mengalami masa-masa sangat tidak bersemangat, mungkin lagi bete, lagi ‘gak dong’, sedang tidak siap berpikir, tapi tetap harus bekerja dan berpikir keras? Saya pernah, beberapa kali lah ya kalau tidak bisa disebut sering. Apalagi sebagai blogger dan pekerja associate, saya mengatur waktu kerja saya sendiri namun harus tetap komitmen tentu saja. Naah bagaimana dong ketika saya sedang tidak bisa berpikir sedangkan tetap harus bekerja di rumah, di mana kondisi rumah seringkali memanjakan dan menarik-narik dengan pekerjaan lain yang lebih menarik; seperti main tanaman, main sama ibu-ibu, main masak-masakan, atau membaca novel di wattpad. Hahaha.

Saya pun berniat, berdoa, duduk, dan membuka laptop. Bikin kopi, jangan ditanya. Sudah duluan sebelum duduk. Mencoba bekerja tapi kalau kondisi diri sedang tidak kondusif, susah mikir cuy. Nah, biasanya saya melakukan conditioning sederhana: dandan.

Dandannya suka-suka aja, yang penting membuat saya merasa saya sudah dandan. Kan mubazir kalau sudah dandan terus cuman main masak-masakan di dapur, ya gak? Eike kan bukan tipikal bu Sisca Soewitomo atau chef FQuinn yang kudu tampil cantik ketika memasak, hihihi.
Put on your makeup first, then ideas will follow, demikian kata gue sih hehehe..
anchoring NLP
make up di atas laptop. artinya dandan dulu baru kerja
Meskipun sedang di rumah, sendirian, dan mengenakan baju rumah, tapi kalau sudah melakukan aktivitas itu, rasanya saya jadi lebih siap aja gitu untuk berpikir. Dan alhamdulillah setelahnya bisa lebih kondusif untuk bekerja. Mungkin dandan jadi semacam anchor work mode: ON buat saya. Gampang ya?

Banyak orang lain juga punya anchor-nya masing-masing lho, sesuatu baik itu pakaian, keadaan, makanan/minuman, aktivitas, yang bisa membuatnya merasa lebih siap. Semakin murah dan mudah anchor kamu, semakin baik. Tentu saja kan.. hehehe.. Ada orang yang perlu bergerak 5 menit dulu untuk kembali fokus ke pekerjaannya setelah jenuh. Ada yang dengan segelas kopi hitam sudah ready for work mode. Ada yang harus baca quran dulu beberapa halaman. Ada juga yang harus ketemu mecin dulu, wkwkwk… Ada juga sahabat saya yang langsung bisa ON dan memasang senyum profesionalnya kalau sudah pakai sepatu heels. Jadi mungkin meskipun di rumah, dia pakai heels dulu kali ya baru duduk bekerja. Hihihi…

Ternyata Guys, teknik anchoring ini sudah ada di teorinya Neuro Linguistic Programming (NLP) lho. Dari beberapa sumber dijelaskan bahwa anchor (jangkar emosi) adalah semacam 'saklar' yang bisa membuat kita ON seketika, sebagaimana kita menyalakan lampu di ruangan yang gelap (sumber). Anchor dalam NLP adalah suatu hal yang jika terjadi akan memicu suatu perasaan atau emosi tertentu. Sedangkan dalam istilah psikologi klasik, anchor adalah suatu stimulus yang memicu reaksi khusus (sumber). Jadi kalau dalam cerita saya di artikel ini, aktivitas berdandan memicu reaksi tubuh dan pikiran saya untuk menjadi lebih siap bekerja. 
Tapi guys, jangan jadi ketergantungan pada anchor itu ya.
Gunakan saja bila memang dibutuhkan, supaya kamu tetap free dari segala ketergantungan dengan barang/kondisi/aktivitas apapun. Hal ini hanya untuk mempermudah bila kamu sedang mengalami masa yang sulit namun tetap perlu mengeluarkan pikiran dan hasil kerja terbaikmu.

Artinya, kita perlu mengenali nih kondisi diri kita, fisik serta mental dan kognitifnya. Juga mengenali apa saja hal-hal di sekitar kita yang bisa secara instan membangkitkan energi kita kembali. Hikmahnya, kita harus sadar bahwa ada sangat banyak isi pikiran dan perasaan yang bisa kita kendalikan kok, bahkan dengan hal-hal sederhana seperti contoh di atas. Udah ga zamannya lagi produktivitas terhambat gara-gara lagi bete atau ‘lagi gak mood’.

Karena kamu pengendalinya 😎

Semangat pagi! 






No comments:

Post a Comment