Follow Us @farahzu

Thursday, January 19, 2017

jangan mau jadi korban; jadilah pengendali dan penentu

Ada seorang dekat, dia bercerita. Bahwa setelah mendengar seminar dari seorang psikolog, ia jadi menyadari mengapa dirinya seperti saat ini; tidak sabaran dan mudah marah. Bahwa semua kejadian masa kecilnya mendukungnya untuk merasa tertekan dan selalu menjadi korban. Hal ini sebagaimana seorang paedofil juga kebanyakan adalah orang yang menjadi korban kekerasan seksual di masa lalunya. Ini bisa jadi benar, bisa jadi juga tidak benar. Yang menganggapnya benar, mungkin menganut sebuah aliran dalam psikologi yang disebut psikoanalisis.

Saya dalam hal ini menganut aliran lain bernama humanistik. Di mana manusia sebenarnya punya kendali untuk memutuskan akan melakukan apa, dan akan menjadikan dirinya seperti apa. Dalam kasus di atas, sangat mungkin dia mengalami hal penuh intimidasi seperti demikian, namun orang bisa memilih; apakah dia akan membiarkan dirinya terbentuk begitu atau memilih sifat lain yang lebih proper. Benar dia memiliki kecenderungan / bakat untuk menjadi orang yang kasar, tapi kalau dia melatih mengendalikan dirinya, dia bisa menjadi lebih sabar dan lemah lembut. Tidak mudah memang, karena yang mudah ya mengikuti saja bagaimana ia terbentuk dari pengalaman masa lalunya. Bukan malah mengendalikan diri agar bisa berperilaku lebih baik dan mendapat ketenangan dan kebahagiaan hidup meskipun masa lalunya pahit.  

Ya benar, bahwa para pelaku kejahatan seksual kebanyakan merupakan korban kejahatan serupa ketika mereka masih kecil. Tapi tidak bisa dikatakan bahwa semua orang yang mengalami kejahatan seksual di masa kecil akan menjadi paedofil ketika ia dewasa kan? Saya mengenal orang-orang yang menjadi korban ketika kecil, dan sekarang tetap menjadi orang baik –meskipun beberapa tidak ingin menikah karena trauma itu belum hilang. Tapi mereka memilih jadi orang baik. Mereka mengatasi rasa sakit, kecewa, marah, dan malu dengan semakin mendekatkan diri mereka dengan Tuhan dan agama. Dia tau Nabi perilakunya seperti apa, lalu berusaha mengikutinya. Dia berdoa agar diberikan kelembutan hati dan keikhlasan, dan sebagainya.

Demikian juga dengan sifat ga sabaran dan mudah marah. Mau terima jadi korban dengan membiarkan seperti itu, atau menolak jadi korban dan memutuskan memulai hidup baru dengan sifat baru dan kebahagiaan yang baru. Iya, saya tau itu susah, tapi yakinlah Allah ga pernah tidur. Dia mencatat semua usahamu. Kelak Dia akan membalasnya dengan kebaikan yang banyak. In sya Allah.

Baca Juga: Tenang Itu Nikmaaaattt (Belajar Tenang)


No comments:

Post a Comment